“Kalau kata Andy Warhol, The Best Art is When
I’m Working. Jadi, seni yang terbaik adalah dalam mengerjakan prosesnya itu.
Maka suatu hari terciptalah ‘Life Is A Big Joke’ dan itu sebenarnya seperti
kata-kata aja.” Ungkap Dave Syauta, yang dikutip dari sini. Life Is a Big Joke adalah single pertama dari The Paps yang keluar di tahun 2004. Molucca
Project mewawancarai Dave, musisi dan visual artist berdarah Maluku ini, untuk
mengetahui pendapatnya tentang Maluku dan apapun yang menjadi passion-nya.
Wawancara yang hanya terjadi di email ini tidak panjang lebar, namun semoga ia
dapat membawa satu kabar baik untukmu.
Apa sih sebenarnya yang
jadi passion kamu?
Sound
dan vision.
Menurut kamu penting tidak
sih jika anak muda harus punya passion?
Buat
saya, tidak ada yang lebih ideal selain manusia yang hidup dan bekerja
mengikuti passion-nya. Passion dan action tidak bisa dipisahkan, seperti iman
dan tindakan, dia adalah sesuatu yang dipercayai, diyakini, diperjuangkan,
ditindaklanjuti, dan dikerjakan. Dan tentunya jangan lupa satu hal: ada harga
yang harus dibayar. "Pay the cost to
be the boss" katanya, James Brown dan "Talent is luck. The important thing in life is courage"
katanya, Woody Allen.
Apakah profesi kamu
sekarang? dan apakah profesi itu mengubah hidup kamu? (Ceritakan juga hal-hal
penting yang sudah kamu capai dengan profesi kamu)
Saya
masih aktif mengerjakan hal-hal yang (ternyata) merupakan gairah saya sejak
dini, tetap bermain musik 14 tahun belakangan ini bersama band saya The Paps,
dan juga saya masih berkutat di bidang visual, karena dulu saya kuliah di
fakultas seni rupa ITB. Audio dan visual
adalah gairah dan dedikasi saya.
Adakah hal lain lagi yang
ingin kamu capai dalam beberapa tahun ke depan?
Hal
lain yang ingin saya capai, saya ingin memiliki tempat atau space untuk siapa saja bisa berapresiasi
dan berekspresi, seperti C.B.G.B.
Apa pendapat kamu tentang
"membangun Maluku" atau "membangun kampung halaman"?
Don't
forget the roots!
seperti yang sudah dilakukan oleh pendahulu-pendahulu seperti contohnya Bung
Chris Manusama, Glenn Fredly, dan lain-lainnya. Mereka adalah sebuah contoh
nyata yang harus dijadikan teladan.
Bagaimana pendapat kamu
tentang anak muda Maluku pada saat ini?
Yang
saya lihat dan tahu, menurut saya sama saja halnya seperti anak muda dimana
saja di belahan bumi ini, yaitu bebas berfikir & berekspresi.
Tempat favorit kamu kalau
sedang liburan ke Maluku (berada di kota Ambon) dan kenapa?
Saparua,
karena itu kampung halaman, dan saya ingin tahu lebih banyak lagi secara
langsung karena saya lahir dan dibesarkan di Jakarta dan kemudian waktu saya
sma pindah ke Bandung, kota dimana saya berdomisili sampai saat ini.
Siapa inspirasi terbesar
buat kamu?
Inspirasi
tebesar buat saya: God, love and affection,
humanist and free thinkers.
Apa
harapan kamu untuk Maluku?
Maluku
menjadi lebih maju lagi tentunya, tanpa keindahannya dirusak oleh tangan-tangan
kapitalisme.
[foto dok pribadi Dave Syauta.]
Comments
Post a Comment