Hari
perempuan internasional memang sudah lewat. Tapi tak apa jika turut memperingatinya
sedikit. MP mewawancara Syravena Ardhanavari atau yang akrab disapa dengan Ipeh
lewat chat. Ada banyak cerita
inspirasional tentang sosok perempuan yang satu ini. Dedikasinya sebagai
wartawan, bisa saja ada hubungannya dengan masa remajanya yang tumbuh bersama
sosok ibu yang mengayomi dan buku-buku yang ia baca. Selamat menikmati
ceritanya lebih lanjut di bawah ini.
Apa sih sebenarnya yang
jadi passion kamu?
I
guess menulis, based on my profession.
Menurut kamu penting tidak
sih jika anak muda harus punya passion?
Sangat
penting, passion membuat hidupmu lebih hidup.
Apakah profesi kamu
sekarang? dan apakah profesi itu mengubah hidup kamu? (Ceritakan juga hal-hal
penting yang sudah kamu capai dengan profesi kamu)
Kuli
tinta. Saya belajar banyak dari pekerjaan ini dan hampir tidak pernah berhenti
belajar setiap harinya. Mengubah cara hidup? Sepertinya iya, lebih sering
begadang dan lebih banyak belajar menganalisa.
"Hal-hal penting yang telah dicapai?" pertanyaannya sedikit abstrak,
secara finansial atau "sesuatu" yang lain? Kalau untuk finansial, oh,
saya tidak kaya kok.
Jika
itu berkaitan dengan hasil kerja, ada beberapa orang yang pernah berterima
kasih karena merasa tertolong dengan apa yang saya tulis. Tulisan saya juga
menjadi salah satu sumber untuk informasi orang penting di wikipedia berbahasa
Inggris.
Adakah hal lain lagi yang
ingin kamu capai dalam beberapa tahun ke depan?
Pengen
punya rumah singgah, itu adalah mimpi saya sejak 10 tahun lalu.
Apa pendapat kamu tentang
"membangun Maluku" atau "membangun kampung halaman"?
Membangun
Maluku adalah bangun dari mimpi kekayaan alam berlimpah, sejarah masa lalu dan
berhenti berkoar-koar soal pembangunan. Mulailah dengan dirimu sendiri, apa
yang sudah kamu lakukan untuk membangun?
Bagaimana pendapat kamu
tentang anak muda Maluku pada saat ini?
Ini
berdasarkan pengalaman pribadi saya saja ya, mereka bertumbuh dan berkembang
sangat cepat dibandingkan generasi sebelumnya. Lebih kreatif, logikal, sensitif
dan lebih tempramental, dalam banyak kasus juga menunjukan kalau nilai-nilai
moral kearifan dari kultur budaya dan adat sudah tidak populer di kalangan
generasi sekarang (hihihi, saya berasa seperti peneliti sosiologi!)
Tempat favorit kamu kalau
sedang liburan ke Maluku (berada di kota Ambon) dan kenapa?
Sejujurnya
saya hampir tidak punya tempat kesukaan (ciri khas manusia monoton), I love
everything in here, saya menikmati semuanya, bagi saya setiap hari seperti
liburan.
Ah
ya, saya juga suka laut jadi semua pantai adalah tempat favorit, dan akan lebih
menyenangkan lagi kalau tidak terlalu banyak orang di sana.
Siapa inspirasi terbesar
buat kamu?
Nawal
El Saadawi, Arundhati Roy dan mama saya.
Saya bertumbuh dengan
tulisan-tulisannya Nawal El Sadaawi, salah satu karyanya sangat mempengaruhi
pemikiran dan kehidupan saya di awal usia belasan tahun, kemudian Arundhati
Roy, dia keren, dan mama saya, wanita paling keren yang telah mengenalkan
buku-buku "besar" kepada saya sejak masih SD. Mama telah membuat saya
tumbuh dengan pemikiran yang bebas.
Harapan kamu untuk Maluku?
Ugh,
banyak sekali, tidak akan habis ditulis di sini, apalagi hanya dengan beberapa
kalimat saja.
*foto via fb ipeh.
Comments
Post a Comment