#trotoARTisback
bukan hanya sebuah tagar. Ini adalah sebuah kabar gembira kepada siapa saja
yang pernah menikmati panggung trotoART sebelumnya. Baik itu sebagai pengisi
acara atau hanya menjadi penonton dan tidak pernah absen dari trotoART volume
satu sampai ke-tiga belas yang diadakan kurang lebih dua tahun yang lalu.
Dari
namanya saja, kita sudah dapat bayangkan bahwa ini adalah panggung jalanan yang
liar. Yang dapat menghadirkan siapa saja untuk merayakan kebebasan
berkeseniannya di sini.
Panggung
ini muncul karena adanya kebutuhan. Kebutuhan tiap seniman untuk tampil dan dapat
mengekspresikan diri mereka melalui karya mereka. Dan itu bisa jadi siapa saja.
Antusias setiap penampil juga bukan karena apa-apa, tetapi karena kepuasan yang
mereka dapatkan untuk menghibur setiap penonton.
Semua yang hadir untuk tampil maupun untuk menonton itu semua karena rasa sayang. Rasa sayang-lah yang pada akhirnya menyatukan setiap perbedaan yang ada. Tidak hanya rasa sayang tapi juga rasa bangga karena dapat mencipta sebuah ruang berkarya dengan kualitas. Ruang yang tidak gagap atau asal ikut-ikutan. Penonton dan penampil pun berbaur dan meleleh dalam satu ruang berkesenian yang sederhana namun liar dengan keberagamannya. Untuk alasan inilah maka #trotoART patut dipertahankan.
Semua yang hadir untuk tampil maupun untuk menonton itu semua karena rasa sayang. Rasa sayang-lah yang pada akhirnya menyatukan setiap perbedaan yang ada. Tidak hanya rasa sayang tapi juga rasa bangga karena dapat mencipta sebuah ruang berkarya dengan kualitas. Ruang yang tidak gagap atau asal ikut-ikutan. Penonton dan penampil pun berbaur dan meleleh dalam satu ruang berkesenian yang sederhana namun liar dengan keberagamannya. Untuk alasan inilah maka #trotoART patut dipertahankan.
#trotoART
kemudian menjadi sebuah panggung yang paling diminati anak muda. Semua pelaku
seni: musisi, hip-hopers, penyair, pelukis, pemain teater, semuanya turun ke
jalan dan merayakan seni tanpa batas apapun.
ikan asar band yang tampil pada #trotoART volume 6.
Saya
sendiri beberapa kali mendapat kesempatan untuk membaca puisi di panggung
#trotoART. Membaca puisi di panggung #trotoART bagi saya adalah candu. Karena
antuasiasme penonton yang duduk di jalan dari yang paling muda hingga paling
tua. Sekali lagi seni memang milik semua orang. Tidak ada batasnya.
saya membaca puisi di #trotoART volume 13.
kerumunan penonton #trotoART yang berhasil diabadikan oleh adit retraubun.
Hal
ini mengingatkan perbincangan saya dengan Barry Likumahuwa (musisi) beberapa
waktu yang lalu. Barry sendiri mengatakan bahwa "#trotoART keren! dan
nyesel karena hanya nonton dari video. Kepengin nonton langsung."
Semoga
kawan-kawan tidak lupa untuk ikut hadir di tanggal 19 Januari 2017 nanti,
karena #trotoARTvol14 akan ditayangkan secara langsung kepada kawan-kawan semua
yang rindu. Dan bagi yang ingin menampilkan seni dan kreativitasnya dapat
menghubungi Millian Vijay di 082199030891.
Comments
Post a Comment